Minggu, 30 Oktober 2016

Jalan-jalan malam


Tulisan ini dibuat setibanya saya di rumah selepas jalan-jalan malam.
 
Waktu menunjukkan pukul 22.30. Bapak saya mengajak pergi ke pasar pisang (dekat Pasar Palmerah) untuk membeli pisang. Memasuki wilayah Palmerah tepatnya setelah SMPN 16, nampaklah pemandangan pasar tumpah. Pedagang sayur menjajakkan dagangannya di sepanjang jalan.

Pasar yang mulai beroperasi diatas pukul 21.00 ini cukup asik dipandang mata. Lemon, brokoli, tomat dan paprika menjadi warna-warna yang indah mewarnai jalan.

Setelah melewati pasar tumpah, tibalah saya di pasar pisang. Pasar ini tidak sepenuhnya menjual pisang, ada juga buah-buah lain. Bahkan ada pula yang menjual sayuran, singkong, dan ubi. Saya rasa pasar ini nampak tidak konsisten dengan namanya.

Di bagian belakang pasar berjajarlah 12 kios yang menjual pisang. Bertandan-tandan pisang digantung di tiap kios. Bapak saya memasuki salah satu kios untuk memilih pisang. Sembari menunggu, saya memutar-mutarkan badan untuk mengamati pasar.

Suara komentator D'Academi Asia mampir di telinga saya. Rupanya beberapa pedagang pisang  sedang menonton acara itu. Salah seorang bertanya kepada temannya "picing apaan sih?", dan temannya tidak ada yang tahu. Mereka nampak asik mengobrol.

Mayoritas pedagang di sini adalah laki-laki. Tidak hanya laki-laki separuh tua, banyak juga laki-laki yang masih muda. Pasar itu sepi, tidak banyak pembeli. Mungkin karena pasar ini merupakan tempat pendistribusian atau memang pasar ini benar-benar sepi, entah lah.

Setiap hari saya melewati pasar ini. Pasar tidak pernah tidur. Mereka berjualan dari pagi sampai pagi lagi. Pantas saja muka mereka terlihat seperti menahan kantuk yang amat sangat.

Pedagang-pedagang itu tidak kenal waktu dalam bekerja, dalam mencari uang. Untuk kehidupan. Tapi kehidupan macam apa?

kehidupan yang setidaknya terpenuhinya sandang, pangan dan papan? Ah, sederhana sekali. Mereka macam orang yang kehilangan mimpi-mimpi.
Sekian.



 sumber gambar: google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar