Sabtu, 22 Oktober 2016

Mukena Kampus


Hari Sabtu ini jadwal kuliah saya padat, rutinitas yang menjenuhkan dan membuat uring-uringan. Sembari menunggu kelas Sistem Perwakilan Politik saya menyampaikan keluh-kesah kepada dua teman saya yaitu, Sandy dan Maul.

"lo tau gak sih, musala cewek joroknya minta ampun. Mukena sampe bau busuk gitu! Buat orang yang imannya tipis kayak gue salat di tempat bersih aja godaannya masih banyak, apalagi di tempat yg kayak begitu!", dengan nada berapi-api saya menyampaikan itu.

Kedua teman saya ini termasuk laki-laki yang rajin beribadah, beda lah pokoknya dengan saya. Mereka salat untuk menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim. Sedangkan saya beribadah atas dasar rasa syukur kepada yang memberi hidup dan kehidupan. Kalo kualitas ibadah saya jelek berarti saya sedang jauh dengan Tuhan dan saya tidak mensyukuri hidup, ibaratnya sesederhana itu.

Saya ini bukan orang yang paham tentang agama, tapi saya ingat guru agama saya pernah berkata bahwa "kebersihan adalah sebagian dari iman".

Saya jadi heran!

"Kampus yang mayoritas beragama islam kok tempat ibadahnya kotor? "
"Jadi, sedang pergi kemana iman mereka sekarang?"

Diskusi di lingkungan kampus tentang islam belakangan ini pun tidak jauh tentang Ahok yang katanya kafir, atau ahok yang menistakan surat Al Maidah:51. Diskusi yang saya rasa merupakan diskusi tingkat tinggi, karena melibatkan sebuah penghakiman yang jelas-jelas hakim seadil-adilnya hanya Tuhan.

Padahal saya menantikan sebuah obrolan ringan tentang bagaimana menjaga kesucian rumah Tuhan tanpa bergantung dengan marbot dan petugas kebersihan. Tapi mungkin obrolan ini terlalu remeh dan receh. Lagi pula sepertinya obrolan seperti itu tidak menarik dan membosankan.

Ah Saya terlalu malas berbicara tentang perseturuan Ahok dan keyakinan umat Islam. Saat ini saya hanya ingin mengumpulkan semua mukena itu,  memasukkanya ke dalam kantung plastik yang besar, lalu membawanya ke tukang laundry. Itu saja!
Sekian.


 sumber gambar: google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar