Saat liburan selepas
lulus SMA saya membaca dua buah buku, yaitu tentang biografi Soekarno dan buku
tentang ajaran Buddha. Di dalam buku biorgrafi soekarno terdapat tulisan
tentang bagaimana dia mencari Tuhan. Lalu dalam buku ajaran Budha terdapat
tulisan tentang bagaimana
Sidharta Gautama menjadi tercerahkan. Kedua buku itu membuka mata saya
tentang cara saya memandang Tuhan.
Sebelumnya saya
memandang agama sebagai sesuatu yang aneh. Saya tidak pernah puas dengan
sesuatu yang diajarkan oleh guru agama, guru ngaji bahkan ustad. Yang saya
pikirkan dulu agama seperti perusahaan besar, ada bos dan karyawan.
"Bos selalu
memerintah dan selalu benar. Karyawan harus menuruti apa yang dikatakan bos,
apabila melanggar akan dihukum. Tapi apabila dia bersikap baik maka akan
mendapat bonus."
Hubungan atara sang
pencipta dan makhluk ciptaannya itu terlihat konyol dimata saya. Mungkin hal
itulah yang membuat nilai agama saya tidak pernah bagus, bahkan saya hampir
tidak lulus SMP karena itu.
Setelah saya membaca
kedua buku itu saya terus-menerus berpikir,
"saya harus
bagaimana?"
"apa yang harus
saya lakukan?"
Dan saya masih terus
berpikir sampai saat ini.
Saya tidak menemukan
jawaban untuk pertanyaan itu dari kedua buku tersebut. Saya pikir saya harus
mencari jawabannya sendiri , dan mungkin itu membutuhkan waktu yang sangat
panjang.
Mungkin salah kedua
orang tua saya karena tidak membesarkan saya dengan pendidikan agama dengan
semestinya. Atau juga kesalahan saya karena tidak bisa menerima ajaran agama
dengan semestinya pula. Saya tahu mempertanyakan agama dan Tuhan masih selalu
dianggap tabu, dan pasti banyak yang memandang sikap saya ini sebagai bentuk
perbuatan dosa. Tapi bagi saya, apalah arti hidup yang sebentar ini jikalau
kita hanya mengikuti apa yang diperintahkan tanpa mempertanyakan apa maksud dan
makna di dalamnya.
Setelah 1,5 tahun
saya akhirnya menemukan sebuah jawaban, mengapa saya menganggap agama sebagai
suatu yang aneh dan konyol. Selama ini guru saya mengajarkan tentang ajaran
islam, apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihinddari, apa yang boleh
dan tidak boleh, apa yang baik dan apa yang buruk. Tapi mereka tidak sekalipun
mengajarkan saya untuk cinta kepada Tuhan saya.
Di dalam ajaran
islam..............
Menurut al Quran dan
hadist..................
Nabi/rasul
bersabda.........................
Itu yang selalu
mereka katakan.
"Seseorang
menghindari perbuatan buruk karena takut dosa. Seseorang shalat karena
kewajiban dan hitungan pahala. Seseorang mengikuti ajaran agama karna ingin
surga. Seseorang menghindari dosa karena takut neraka." mengapa harus
seperti ini?
Saya masih harus
belajar banyak tentang Islam, tapi yang jelas saat ini saya sudah menemukan dan
jatuh cinta dengan Tuhan. Saya tidak peduli dengan pahala, dosa, surga ataupun
neraka. Saya rasa itu urusan Tuhan dan malaikat-malaikatnya. Apapun yang saya lakukan
saat ini semata-mata karna kecintaan saya kepada zat yang memberikan saya hidup
dan kehidupan. Saya masih yakin bahwa Tuhan ada di setiap hati nurani manusia.
Saya cukup mempelajari apa-apa yang telah ia turunkan dan mengikuti hati nurani
dalam tiap langkah saya. Mungkin kalau saya bisa bertemu dengan-Nya saya akan
mengatakan, "tenang, saya bukan makhlukmu yang pamrih".
Sekian.
sumber gambar: Google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar