Sabtu, 08 Oktober 2016

Menemukan Tuhan



Saat liburan selepas lulus SMA saya membaca dua buah buku, yaitu tentang biografi Soekarno dan buku tentang ajaran Buddha. Di dalam buku biorgrafi soekarno terdapat tulisan tentang bagaimana dia mencari Tuhan. Lalu dalam buku ajaran Budha terdapat tulisan tentang bagaimana Sidharta Gautama menjadi tercerahkan. Kedua buku itu membuka mata saya tentang cara saya memandang Tuhan.

Sebelumnya saya memandang agama sebagai sesuatu yang aneh. Saya tidak pernah puas dengan sesuatu yang diajarkan oleh guru agama, guru ngaji bahkan ustad. Yang saya pikirkan dulu agama seperti perusahaan besar, ada bos dan karyawan.

"Bos selalu memerintah dan selalu benar. Karyawan harus menuruti apa yang dikatakan bos, apabila melanggar akan dihukum. Tapi apabila dia bersikap baik maka akan mendapat bonus."

Hubungan atara sang pencipta dan makhluk ciptaannya itu terlihat konyol dimata saya. Mungkin hal itulah yang membuat nilai agama saya tidak pernah bagus, bahkan saya hampir tidak lulus SMP karena itu.

Setelah saya membaca kedua buku itu saya terus-menerus berpikir,
"saya harus bagaimana?"
"apa yang harus saya lakukan?"
Dan saya masih terus berpikir sampai saat ini.

Saya tidak menemukan jawaban untuk pertanyaan itu dari kedua buku tersebut. Saya pikir saya harus mencari jawabannya sendiri , dan mungkin itu membutuhkan waktu yang sangat panjang.

Mungkin salah kedua orang tua saya karena tidak membesarkan saya dengan pendidikan agama dengan semestinya. Atau juga kesalahan saya karena tidak bisa menerima ajaran agama dengan semestinya pula. Saya tahu mempertanyakan agama dan Tuhan masih selalu dianggap tabu, dan pasti banyak yang memandang sikap saya ini sebagai bentuk perbuatan dosa. Tapi bagi saya, apalah arti hidup yang sebentar ini jikalau kita hanya mengikuti apa yang diperintahkan tanpa mempertanyakan apa maksud dan makna di dalamnya.

Setelah 1,5 tahun saya akhirnya menemukan sebuah jawaban, mengapa saya menganggap agama sebagai suatu yang aneh dan konyol. Selama ini guru saya mengajarkan tentang ajaran islam, apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihinddari, apa yang boleh dan tidak boleh, apa yang baik dan apa yang buruk. Tapi mereka tidak sekalipun mengajarkan saya untuk cinta kepada Tuhan saya.

Di dalam ajaran islam..............
Menurut al Quran dan hadist..................
Nabi/rasul bersabda.........................
Itu yang selalu mereka katakan.

"Seseorang menghindari perbuatan buruk karena takut dosa. Seseorang shalat karena kewajiban dan hitungan pahala. Seseorang mengikuti ajaran agama karna ingin surga. Seseorang menghindari dosa karena takut neraka." mengapa harus seperti ini?

Saya masih harus belajar banyak tentang Islam, tapi yang jelas saat ini saya sudah menemukan dan jatuh cinta dengan Tuhan. Saya tidak peduli dengan pahala, dosa, surga ataupun neraka. Saya rasa itu urusan Tuhan dan malaikat-malaikatnya. Apapun yang saya lakukan saat ini semata-mata karna kecintaan saya kepada zat yang memberikan saya hidup dan kehidupan. Saya masih yakin bahwa Tuhan ada di setiap hati nurani manusia. Saya cukup mempelajari apa-apa yang telah ia turunkan dan mengikuti hati nurani dalam tiap langkah saya. Mungkin kalau saya bisa bertemu dengan-Nya saya akan mengatakan, "tenang, saya bukan makhlukmu yang pamrih".
Sekian.  

sumber gambar: Google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar