Jumat, 14 Oktober 2016

Sepanjang Jalan Tadi Malam



Tulisan ini dibuat disela-sela mengerjakan tugas Metode Penelitian Sosial (MPS) yang membuat kepala cenat cenut.

Saat ini waktu menunjukkan pukul 0.58 dini hari. Saya masih anteng di depan laptop untuk mengerjakan tugas setelah mendapat sedikit pencerahan dari senior tadi. Selang beberapa menit saya mulai bosan mengerjakan tugas ini.  saya memilih untuk sedikit menulis tentang apa yang saya lihat di parjalanan pulang dari kampus, beberapa jam yang lalu.

Saya tiba di Stasiun Palmerah sekitar pukul 21.30. Saya melihat beberapa orang berbaju hitam di pelataran Stasiun Palmerah. Mereka ternyata sekelompok anak-anak yang sedang berlatih silat. Lima perempuan berumur sekita 12-15 tahun, dan 2 laki-laki yang jauh lebih tua. Dua lelaki itu adalah guru silat mereka. Salah seorangnya seusia saya, dan yang satunya mungkin sekitar 28 tahun.

Satu per satu dari mereka maju dan memperlihatkan hafalan jurusnya. Mereka berlatih dengan santai, tanpa ketegangan. Mereka telihat gembira dengancanda tawa dan senyum di wajahnya.

Saya berlalu menuju mikrolet M11 jurusan Meruya-Tanah Abang yang biasa ngetem di pasar Palmerah. Mikrolet ini hanya berisi 7 orang termasuk supir. Cukup leluasa untuk menikmati malam sepanjang perjalanan.

Di pertiigaan Rawa Belong terlihat segerombol muda-mudi tepat di depan toko yang menjual pernak-pernik Persija, klub bola kebangaan Jakarta.
Saya bertanya-tanya, "memangnya ada pertandingan bola hari ini? Persija menang kah? "
Semakin jauh mikrolet ini berjalan, semakin jauh pula kepedulian saya dengan hal itu.

Saya turun di gapura berwarna merah putih dengan tulisan angka kemerdekaaan, di dekat pohon kamboja yang bunganya berguguran itu. Jalan itu biasanya sepi, terlebih semenjak ojek konvensional tidak mangkal lagi. Malam ini berbeda, jalan ini ramai.

Saya melihat gerombolah muda-mudi lagi. Mereka lebih gila dari yang saya lihat di pertigaan Rawa Belong tadi. Mereka bergerombol dengan pasanganya masing-masing. Mungkin mereka mau pergi jalan-jalan, mengingat besok adalah hari libur untuk anak sekolahan.

Saya melihat empat orang dari mereka berboncengan dalam satu motor. Dengan urutan duduk selang-seling antara laki-laki dan perempuan.
"Ah ini sinting", ucap saya

Saya melewati mereka dengan senyum kecut, dengan nyinyir di dalam hati "gila, ini apa-apaan!".
Semakin jauh saya berjalan, semakin jauh pikiran itu saya lupakan.

Jalanan sepanjang 200 meter menuju rumah malam ini ramai, tidak seperti biasanya. Mungkin malam ini banyak orang yang sedang bersuka cita dengan pilihan-pilihan hidupnya. Menjadi pesilat, menjadi anak tongkrongan atau menjalani kisah cinta. Mungkin itu.
Sekian


 sumber gambar: Google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar