Kamis, 11 Februari 2016

Bukan Legalisasi Hanya Minta Jangan Diskriminasi


Tulisan ini merupakan tanggapan saya yang pertama kali mengenai LGBT. Tulisan ini dibuat karena saya mulai risih dengan media-media yang memojokkan kaum LGBT ditambah lagi dengan komentar masyarakat yang berlebihan menurut saya. Lalu kemarin juga muncul sebuah petisi online untuk menolak legalisasi LGBT di Indonesia. Memangnya sejak kapan kaum LGBT di Indonesia minta LGBT(pernikahan sejenis) dilegalkan, dan memangnya ada wacana dari pemerintah untuk melegalkan hal tersebut? Lalu untuk apa petisi "menolak legalisasi LGBT di Indonesia" itu dibuat, kok ya lucu sekali.

Setelah Amerika melegalkan pernikahan sejenis diikuti oleh beberapa negara di barat, respon masyarakat Indonesia seperti kebakaran jenggot mereka kawatir berlebihan. Saya pernah melihat wawancara dengan salah seorang transgender, ia mengatakan bahwa kaum LGBT di Indonesia tidak meminta LGBT ( pernikahan sejenis) dilegalkan mereka hanya meminta masyarakat tidak  mendiskriminasi kaum LGBT. Permintaan yang wajar dan manusiawi menurut saya, lagipula siapa yang mau lahir dengan orientasi seksual seperti itu? Saya rasa tidak ada.

Jika Amerika melegalkan pernikahan sejenis itu wajar sebab pertimbangannya adalah HAM. Namun di Indonesia yang berideologi Pancasila tentu hal itu bertentangan, maka selama Indonesia masih menggunakan Pancasila sebagai dasar negaranya masyarakat ndak perlu kawatir mengenai legalisasi itu sebab ya tidak akan dilegalkan. Dan hal itulah yang disadari kaum LGBT di Indonesia.

Saya tidak tahu-menahu soal LGBT itu adalah sebuah penyimpangan sosial atau penyakit, saya ndak punya kajian mengenai hal itu. Tapi yang jelas jika LGBT itu penyimpangan maka bantulah mereka untuk berada di jalan yang benar, dan kalau itu adalah sebuah penyakit maka bantulah mereka untuk sembuh. Dan hentikanlah cemooh kalian yang menghardik kaum LGBT sebab itu tidak akan membawa kebaikan apa-apa, cemooh kalian tidak akan membuat derajatmu tinggi dan derajatnya rendah dimata Tuhan. Comooh itu hanya menyulutkan api sesama saudara yang sama rupa, menyedihkan sekali.

Meminjam kata-kata dari Gus Dur "jika seseorang berbuat baik, maka mereka tidak akan bertanya agamanya apa" lalu saya plesetkan sedikit "jika seseorang berbuat baik, maka mereka tidak akan bertanya orientasi seksualnya apa". Sekian.

3 komentar:

  1. Kalau sudut pandang gw menganggap sukses nya L+G+B+T menjadi paradigma baru, diangkatnya isu ini sebagai sebuah cara memberitahukan keberadaan. See yang seharusnya dilajukan bukan menentang tp mengajak menjadi benar. Karena telah terbuti dalam cabang ilmu yg bersangkutan kelainan ini bukan genetik. Ini lebih ke sikologis... Harus di lerai, bukan di jadikan icon seperti ini. Yg salah harus ttp kita bilang salah, hanya saja 'cara' yg harus kita cari formula barunya. Setiap org sakit itu butuh obat walaupun obat adalah sunnah.

    Media terus mengebor berita ttg ini, gw kawatir ini lebih ke strategi pengakuan... Kontradiksi akan memaksa kita mengakui keberadaan,. Seharusnya tidak begini... Akan vatal akibatnya.

    BalasHapus
  2. tapi secara nggak langsung ada atau tidak adanya isu ini kenyataannya mereka memang ada kan? hal ini tidak dapat dipungkiri lagi.

    kalau LGBT dibilang kelainan psikologis berarti pernyataan "yang salah harus tetep kita bilang salah" tidak dapat digunakan, sebab dalam psikologis individu itu mungkin tidak mengetahui bahwa perilaku dia itu menyimpang atau tidak wajar. Dan mungkin saja si LGBT ini ingin menghindari perrilaku tersebut, namun tubuhnya menolak. mereka bukan salah mereka hanya tidak memiliki perilaku yang sama seperti orang pada umumnya.

    kalau LGBT merupakan penyakit ya harusnya yang difokuskan adalah mencari obatnya, bukan malah mencemooh dan memperjelas kalau dia itu "sakit".

    tulisan ini sebenernya respon saya terhadap masyarakat yang menganggap kaum LGBT adalah kelompok orang yang hina. Mereka secara nyata ada dimasyarakat, mereka yang di Indonesia tidak meminta dilegalkan karena alasan birahinya mereka hanya minta martabatnya sama dengan masyarakat pada umumnya, toh tidak ada juga kan manusia yang ingin terlahir dengan orientasi seksual seperti itu.

    dan yang jelas mereka itu kenyataannya ada, meski ada pengakuan ataupun tidak

    BalasHapus
  3. Paragraf 1 = Sebenernya sih gak ada ndaa 😊 sebaiknya paradigma ini yang harus di hilang terlebih dulu.

    Paragraf 2 = sebenarnya hal ini sudah terjadi di kisah kisah terdahulu. Dan ada di kitab kitab terdahulu, jika manda memiliki anak lelaki kelak yg akan berprilaku LGBT apa manda akan menasehati bahwa kamu bukan salah kamu hanya tidak memiliki prilaku yang sama seperti lelaki pada umumnya. Lalu apakah setiap narapidana di lp cipinang yang memiliki masa kurungan bisa dikatakan begitu, kalian bukan salah kalian hanya tidak memiliki prilaku yang sama seperti org pada umumnya ..?? See kita harus tegas nda, ini masalah kita bersama bukan hanya yg mengidap ataupun yang normal, semua ini masalah bersama. Tp harus tegas lantang bahwa ya kamu salah seharusnya begini, seperti otoriter tp mmg harus begitu yg batil ya batil. Ada kalanya harus begitu.

    Paragraf 3 = setuju memang maksud dari komentar pertama gw itu nda, tidak boleh dicemooh tp harus dirangkul dan di ajak ke arah yg benar. Pun media sekarang terlalu banyak juga yang memprovokasi mempropaganda demi tujuan tertentu kita harus pintar pintar menelaah, gw rasa gak semua org memandang kelainan ini sebuah momok, banyak juga yg memaklumi. Jgn karena media mempropaganda hal ini keranah publik lalu kita terpancing membuat gerakan atau apa atau apa. See kelainan ini dari jaman kaum sodom sudah ada. Butuh ketegasan dan disiplin.


    Paragraf 4 = yg perlu dicatat tidak ada manusia yang terlahir dengan orientasi seksual yang salah. Banyak sumber kalau untuk pembahasan. See contoh gw pengemar sepak bola, ada adernalin yang aneh ketika melihat cr7 atau messi berlaga di lapangan apakah lantas gw LGBT? Atau perempuan yg kadang mengagumi perempuan lain apa lantas dia LGBT? Mungkin mereka mereka tingkat hormon nya yg berbeda yg menyebabkan ketertarikan terhadan sesuatu yg dikaguminya menjadi berlebihan (mungkin karena saya tidak merasakan)
    Tp itu semua tidak terlepas "itu hanya gaya hidup" "itu hanya tuntutan lingkungan" atau "itu hanya aktor semata demi lahan rejekinya"... Tidak ada itu, karena allah hanya menciptakan dua jenis adam lalu hawa. Dan allah menciptakan ciptaan yang sempurna.


    Paragraf 5 = tidak mereka tidak ada, mahluk seperti itu tidak ada. allah tidak pernah salah dalam membuat ciptaan. Disini letak kesalahan nya "pengakuan". Terkadang kita sendiri lah yang menciptakan mahluk jadi jadian itu bagai naga, bagai ufo, paradigma manusia lah yg menjadi titik berat masalahnya gaya hidup yang jauh dari keberserahan diri ke pada ilahi lah yg menyebabkannya ini terjadi. Mengakui adanya orientasi seksual yang tidak normal berarti melecehkan sang Pencipta. Tidak ada kaum itu, tidak pernah diciptakan oleh nya. Itu harga mati. Pun begitu bagi mereka yang mengsong yuk kita rangkul kita ajak bertobat... Karena tidak benar membenarkan yang salah menjadi benar apalagi menyamar nyamarkannya menjadi seakan akan itu hal yang lumrah... Salah besar.


    Good!! tnks nda, bagus bgt tulisan tulisan nya perbanyak lagi. Mantap 😊😊

    BalasHapus