Nelson Mandela
adalah legenda hidup bagi rakyat Afrika Selatan. Ia pejuang anti apartheid yang
sangat gigih sejak usia muda. Perjuangan itu kemudian membawanya ke penjara
selama 27 tahun. Nelson mendekam di penjara rezim apartheid dengan perlakuan
yang tidak manusiawi.
Penjara selain
mewariskan sejumlah penyakit, membuat Mandela mengalami mitologisasi. Mandela
terkurung jauh dari realitas. Ia tak bisa berbuat apa apa. Namun namanya semkin
hari semakin membesar. Ketiadaan persentuhan Mandela dengan alam nyata justru
membuat sosoknya semakin melambung. Mandela pun kemudian dipahami banyak orang
bukan sebagai sosok historis tapi mitologis.
Media massa terutama
media massa internasional yang terus menyoroti pemenjaraannya sebagai kasus
antidemokrasi dan penginjak-injakan hak asasi justru makin menyuburkan
mitologis ini. Alhasil Mandela lebih dikenali sebagai seorang lelaki pahlawan
yang melebihi manusia biasa. Jiwa raganya hanya dipenuhi oleh semangat
perlawanan politik apartheid, tak pernah mengeluh dan tahan uji dalam segala
hal.
Mandela mengalami
mitologisasi di mata orang banyak tak terkecuali isterinya Winnie Mandela,
isterinya yang senantiasa "menemani" Mandela dari luar tembok
penjara, di alam nyata. Winnie memahami Mandela persis sama seperti pemahaman
orang pada umumnya, tidak dalam sosok historisnya melainkan sosok mitologisnya
sebagai sang lelaki pahlawan besar yang
kehebatannya melewati batas-batas manusia biasa.
Ketika Mandela
akhirnya keluar dari penjara, bertemulah Mandela dengan Winnie dengan bahaya
sebuah mitos. Tak begitu lama setelah Mandela menghirup udara bebas di rumahnya
dan Winnie tak lagi bersusah payah untuk bertemu Mandela seperti 27 tahun
sebelumnya, sosok Mandela justru mengalami demitologisasi. Mandela semakin
historis seperti manusia biasa. Mandela ternyata laki-laki yang sensitif, cepat
marah, kerap kali memberantakan meja makan secara "tak bertanggung
jawab". Winnie yang terlanjur memahami Mandela dengan sosok mitologisnya
sebagai pahlawan besar mengalami keterkejutan dan shock yang luar biasa.
Baju-baju mitologis yang menyelimuti Mandela perlahan tapi pasti tertinggalkan.
Makin hari yang ditemuinya di rumah hanyalah sosok laki-laki biasa bukan
pahlawan besar yang sesekali dibesuknya dipenjara. Hal inilah yang membawanya
ke perceraian. Pasangan yang dipuja-puja seluruh dunia justru bercerai setelah
tak lama Mandela keluar dari penjara.
Mandela dan Winnie
bertemu dengan bahaya sebuah mitos, yakni keterkejutan dan lunturnya ikatan
emosional setelas sosol mitos makin lama makin menjadi historis.
Pelajaran berharga
dari Mandela adalah bahwa betapa nikmat memang hidup di alam mitologis. Namun
celakanya, alam mitologis adalah alam yang amat sementara. Ketika ia berganti
menjadi alam historis, maka kenikmatan itu ternyata hanyalah semacam gejala mabuk.
Di situ tidak ada rasionalitas yang ada hanya emosi.
(lanjut )
Minggu
11 juli 1999
"Mencintai
Indonesia dengan Amal" Refleksi atas Fase Awal Demokrasi
Eep Saefullah Fatah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar