Senin, 11 Januari 2016

Kisan Punan, sepeda Pak Mahmud


Ini kisah Punan
Bocah kecil seorang loper koran
Pagi buta bergegas ke agen langganan
Mengepaki sata-persatu tumpukan pemberitaan

Susu coklat menjadi impian sarapan
Namun apa daya teh tawar hangat sudah syukur adanya
Spotong gorengan tempe menemani
Lumayan untuk ganjal-ganjal di waktu pagi

Ketika semua siap, dengan sigapnya ia siap berangkat
Dengan sepeda butut milik Pak mahmud yang dibelinya kredit
Semangatnya bergelora meski harus menerobos jalanan sempit

"Koran-koran" begitu teriaknya
Sambil melempari satu-persatu koran milik pelanggannya

Dikayuh terus sepeda butut milik Pak Mahmud
Ia tak kenal lelah
Tak sedikitpun ia mengeluh
Sebab  tekadnya memang tak mudah runtuh

Selesai tugasnya ia bergegas pulang
Buru-buru mandi lalu berganti seragam
"bu, Punan berangkat" pamit Punan kepada ibunya yang sedang memberi makan ayam
"Hati-hati cah bagus" jawab Ibu nya, Ibu Aisah namanya
Setelah salim, Punan berangkat

Dikayuh sepeda milik Pak Mahmud dengan semangat
Sepeda ini satu satunya harapannya
Sebab sekolah 5 KM jauhnya
Tak ada angkot apalagi taksi
Semangat sendiri satu-satunya akomodasi
Sebab tansportasi memang tidak memadai


Tidak ada komentar:

Posting Komentar