Minggu, 10 Januari 2016

Agama Keturunan


Sebenernya udah lama saya mau ngebahas soal ini, tapi baru sekarang punya waktu dan keinginan untuk menulis hehe. Oke kita mulai!

Agama dan keturuan.
apa yang kalian pahami soal agama kalian?
Sejak kapan kalian menganutnya?
Seberapa besar kepercayaan kalian dengan agama kalian?
Apa semua hal yang diajarkan oleh agama kalian itu sesuai dengan kata hati kalian?
Apabila orang tua kalian berasal dari agama yang berbeda dengan saat ini, apa mungkin kalian menganut agama yang saat ini kalian anut?

Pertanyaan ini muncul di dalam diri saya sekitar 1 tahun yang lalu, setelah saya membaca biografi Soekarno. Di dalam biografi tersebut dijelaskan bagaimana Soekarno mencari pemahaman soal ke-Tuhanan. Dia bertanya kepada petinggi-petinggi agama dan tidak mendapatkan jawaban yang sesuai dengan nurainya.

Lalu apa hubungannya dengan agama keturunan?
Sejak kapan kalian menganut agama kalian? Sejak lahir? Jika jawabannya iya, berarti 50% kalian sudah memenuhi kategori agama keturunan. Agama keturunan yaitu agama yang kalian anut berdasarkan kepercayaan yang orang tua kalian anut dan sifatnya turun menurun.
Kali ini "agama yang kalian anut" akan saya analogikan dengan "Agama Islam". Kenapa islam? Kenapa bukan agama lain? Sebenarnya mau dianalogilkan dengan agama apapun sama saja, tapi berhubung saya Islam jadi saya menganalogikannya dengan "agama Islam" agar lebih praktis saja.

Saya lahir dari orang tua yang beragama Islam dan dibesarkan dengan nilai-nilai ke-Islaman. Tapi apakah lahir dan tumbuh di dalam keluarga Islam sudah otomatis membuat kita menjadi penganut agama Islam secara batiniah?  Lalu apabila di tengan perjalanan hidup kita ada pandangan Islam yang tidak sesuai dengan kata hati kita yang membuat kita tidak nyaman dengan agama kita sendiri,  namun kita memutuskan untuk tetap menjalaninya dengan alasan "apabila pindah ke agama lain akan berdosa dan masuk neraka" apa itu cara yang terbaik? Atau meninggalkan agama islam dan menanggung konsekuensi berdosa dan masuk neraka?

Disini saya tidak membicarakan sebuah agama yang benar atau agama yang salah. Pemahaman saya tentang agama sangat sederhana, saya percaya agama adalah rahmat yang diturunkan Tuhan untuk membawa kedamaian. Saya percaya semua agama membawa ajaran-ajaran kebaikan, apabila ada suatu konsep agama yang tidak saya setujui pilihan saya hanya satu yaitu tidak menjalankan konsep itu namun tetap menganut agama itu dan menanggung konsekuensinya.  Kalau saya, saya tidak akan meninggalkan agama yang saya percayai sejak lahir hanya karna ketidak sepemahaman sebuah konsep, karena bagi saya semua agama sama "selalu membawa ajaran kebaikan".

Ada beberapa ajaran di agama Islam yang tidak saya sukai yaitu tentang poligami dan peran wanita. Saya tidak pernah sepaham dengan ajaran ini, karena yang menjelaskan kepada saya mengenai poligami dan peran wanita dalam Islam selalu laki-laki dan yang mereka jelaskan selalu membuat saya (sebagai perempuan) merasa ada di posisi yang lebih rendah dari laki laki, semacam perempuan tidak mendapat kesetaraan peranan di dalam islam. Saya tidak menyalahkan agama islam tentang ini, mungkin hanya  penafsiran dari beberapa petinggi agama yang tidak sesuai dengan nurani saya. Namun saya selalu yakin bahwa tuhan saya Maha Adil dan hal inilah yang saya jadikan penganggan hidup saya.

Saya meyakini  islam sebagai agama saya dan islam saya karena orang tua saya juga beragama islam (agama keturunan). Namun sepanjang saya jadi umat islam, saya bebas menentukan apa yang saya percayai selepas itu tidak menduakan Tuhan saya dan tidak menistakan ajarannya. Saya tidak tau yang saya yakini saat ini benar atau salah, yang jelas pemahaman saya tentang agama seperti ini membuat jiwa saya tenang dan itulah salah satu tujuan dari menganut sebuah kepercayaan.

3 komentar:

  1. nice one, madam.
    gue waktu itu membaca sebuah buku, judulnya qur'an and woman dan tesis yang diangkat di sana adalah kesetaraan wanita dengan pria, bahwa pria dan wanita itu nggak dibedakan derajatnya serta qur'an ga mendorong gender untuk memiliki peran-peran tertentu. kalaupun ada, itu karena faktor historis, kondisi mekkah.
    namun, lemahnya buku ini adalah, gue anggap begitu liberal karena nggak berani bawa hadis. begitcue~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Itu yang tentang agama keturan kita bisa bahas dan diskusi bersama di Organisasi Mahasiswa yang lahir 5 Februari 1947, nama diskusinya NDP.

      Hapus