Bisakah
iman dibebaskan dari agama?
Ini sebuah
pertanyaan yang saya dapatkan setelah membaca buku autobiografi spiritual Karen
Armstrong yang berjudul Menerobos Kegelapan.
Saya belum
sepenuhnya menyelesaikan buku ini. Saya baru membaca 242 dari 371 halaman.
Namun pertanyaan ini begitu mengusik. Pertanyan yang sebenarnya sudah
merongrong di dalam batin saya beberapa tahun belakangan.
Buku ini berlatar
belakang agama Katolik yang kuat, dengan tokoh Karen Armstron sebagai mantan
biarawati. Walaupun berlatar belakang agama katolik tetapi saya rasa iman yang
dimaksud masih cukup relevan untuk disandingkan dengan pemahaman iman dari
agama Islam. Mengingat Yahudi, Kristen, dan Islam merupakan agama/kepercayaan
monotheis yang memiliki sejarah yang saling berkaitan. Setidaknya saya harus
menamatkan buku Sejarah Tuhan untuk memahami lebih jelas dimana letak
keterkaitan diantara ketiganya.
Apakah
arti iman sebenarnya?
Apakah
seseorang yang dikatakan beriman harus memiliki agama?
Apakah
untuk mempercayai adanya Tuhan, seseorang harus menganut sebuah agama?
Saya belum meninjau
artian iman dari sudut pandang ketiga agama tersebut. Alasannya karena saya
belum menemukan sumber yang tepat untuk menjelaskan maksud dari iman itu
sendiri
Meninjau
arti iman dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iman dapat diartikan
sebagai kepercayaan (yang
berkenaan dengan agama); keyakinan dan
kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dsb. Atau bisa juga diiartikan
sebagai ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin.
Jika kita
mengartikan iman sebagai Kepercayaan (yang berkenaan dengan agama) maka pupus
sudah pertannyaan "Apakah seseorang yang dikatakan beriman harus memiliki
agama?", karena dalam pengertian iman tersebut, ada hubungan kuat diantara
iman dan agama.
Namun jika kita
meninjau artian iman sebagai ketetapan hati, keteguhan batin, dan keseimbangan
batin, maka pertanyaan "Apakah seseorang yang dikatakan beriman harus
memiliki agama?", menjadi debatable.
Bagaimana
mengukur iman seseorang?
Apakah
dengan mengikuti ritual keagamaan seseorang dapat dikatakan beriman?
Mungkin saya
membutuhkan waktu yang panjang untuk menemukan jawaban dari pertanyaan ini.
Mungkin saya harus menyelam dan tenggelam diantara tumpukan buku-buku teologi.
Atau saya hanya butuh diam dan menunggu sampai iman itu benar-benar nyata
menghampiri hidup saya.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar