Sabtu, 07 Januari 2017

Perempuan-Perempuan Tak Berwajah, The End of Manners


Buku yang ditulis oleh Francesca Marciano ini bercerita tentang perjalanan Maria Galante dan Imo Glass untuk meliput gadis-gadis Afghanistan yang berusaha bunuh diri untuk menghindari perkawinan paksa.

Sebuah bagian menarik dari obrolan Imo dengan seorang relawan berdarah Afghanistan bernama Roshana. Imo Glass memiliki kesimpulan awal bahwa tingkat bunuh diri akibat kawin paksa yang terjadi kepada  wanita-wanita Afghanistan adalah akibat dari mulai meleknya mereka akan akses informasi, mereka sadar akan keadaannya dan lebih memilih bunuh diri. Namun hal itu dibantah oleh Roshana.

Roshana mengelak, dia mengatakan "saya tidak tahu apakah ada hubungan itu.  Saya pernah membaca mengenai hal itu, tetapi saya pikir itu Cuma salah satu cerita yang dicari-cari oleh para jurnalis. Di desa-desa di pedalama Afghanistan tidak ada yang benar-benar berubah. Kaum wanita dijual sebagai budak oleh keluarga mereka dan itu telah berlangsung sejak dulu"

Dia mengakui memang benar bahwa kasus bunuh diri angkanya semakin beratambah. Namun ia berpendapat bahwa itu mungkin disebabkan karena kini alat komunikasi lebih berkerbang dibanding sebelumnya. Itu sebabnya kini kita dapat mendengar hal tersebut, sedangkan dulu kita bahkan tidak pernah mendengar tentang hal itu.

Kalimat getir terucap dari bibir salah seorang wanita desa yang diwawancarai Imo, "menurut islam kau hanya harus patuh dengan ayahmu kemudian suamimu. Inilah aturannya, tradisinya". Tampak tidak ada jalan keluar dalam hal ini, yang ada hanya aturan dan tradisi. Lalu mengapa sebagian dari mereka memilih bunuh diri? Apa mereka tidak ingin mengikuti aturan? Tradisi?

Pilihan apa yang dimiliki wanita ketika ia dibesarkan dengan kepercayaan bahwa menampilkan lekuk tubuh adalah sebuah kejahatan? Wanita dengan orang tua, komunitas, dan guru guru yang menanamkan ide dalam pikirannya bahwa tubuh adalah sepotong daging yang dapat mengundang syahwat?

Sebenarnya saya kurang enjoy membaca buku ini, karena isi di dalamnya di luar dari ekspektasi. Saya pikir akan banyak mengisahkan tentang  wanita-wanita Afghanistan yang nyaris bunuh diri itu, namun ternyata lebih banyak mengisahkan tentang perjalanan seorang jurnalis untuk membuat tulisan. Mungkin yang tertarik dengan dunia jurnalistik akan lebih cocok membaca buku ini dari pada saya.


Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar