Buku yang ditulis
oleh Francesca Marciano ini bercerita tentang perjalanan Maria Galante dan Imo
Glass untuk meliput gadis-gadis Afghanistan yang berusaha bunuh diri untuk
menghindari perkawinan paksa.
Sebuah bagian
menarik dari obrolan Imo dengan seorang relawan berdarah Afghanistan bernama
Roshana. Imo Glass memiliki kesimpulan awal bahwa tingkat bunuh diri akibat
kawin paksa yang terjadi kepada
wanita-wanita Afghanistan adalah akibat dari mulai meleknya mereka akan
akses informasi, mereka sadar akan keadaannya dan lebih memilih bunuh diri.
Namun hal itu dibantah oleh Roshana.
Roshana mengelak,
dia mengatakan "saya tidak tahu apakah ada hubungan itu. Saya pernah membaca mengenai hal itu, tetapi
saya pikir itu Cuma salah satu cerita yang dicari-cari oleh para jurnalis. Di
desa-desa di pedalama Afghanistan tidak ada yang benar-benar berubah. Kaum
wanita dijual sebagai budak oleh keluarga mereka dan itu telah berlangsung
sejak dulu"
Dia mengakui memang
benar bahwa kasus bunuh diri angkanya semakin beratambah. Namun ia berpendapat
bahwa itu mungkin disebabkan karena kini alat komunikasi lebih berkerbang
dibanding sebelumnya. Itu sebabnya kini kita dapat mendengar hal tersebut,
sedangkan dulu kita bahkan tidak pernah mendengar tentang hal itu.
Kalimat getir
terucap dari bibir salah seorang wanita desa yang diwawancarai Imo,
"menurut islam kau hanya harus patuh dengan ayahmu kemudian suamimu.
Inilah aturannya, tradisinya". Tampak tidak ada jalan keluar dalam hal
ini, yang ada hanya aturan dan tradisi. Lalu mengapa sebagian dari mereka
memilih bunuh diri? Apa mereka tidak ingin mengikuti aturan? Tradisi?
Pilihan apa yang
dimiliki wanita ketika ia dibesarkan dengan kepercayaan bahwa menampilkan lekuk
tubuh adalah sebuah kejahatan? Wanita dengan orang tua, komunitas, dan guru
guru yang menanamkan ide dalam pikirannya bahwa tubuh adalah sepotong daging
yang dapat mengundang syahwat?
Sebenarnya saya
kurang enjoy membaca buku ini, karena isi di dalamnya di luar dari ekspektasi.
Saya pikir akan banyak mengisahkan tentang
wanita-wanita Afghanistan yang nyaris bunuh diri itu, namun ternyata
lebih banyak mengisahkan tentang perjalanan seorang jurnalis untuk membuat
tulisan. Mungkin yang tertarik dengan dunia jurnalistik akan lebih cocok
membaca buku ini dari pada saya.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar