logo forum anak nasional |
Beberapa tulisan di
awal blog saya ini menjelaskan bahwa saya pernah berada di organisasi Forum
Anak Jakarta (FORAJA), untuk kurun waktu hampir 3 tahun. Setalah itu saya
pensius a.k.a ketuaan (sudah lebih dari 18 tahun). Sekarang saya hanya aktif menulis di Majalah
Forum Anak yang dikelola olah Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak, bersama beberapa teman dari forum anak di Jakarta dan
sekitarnya.
Tulisan ini akan
membahas tentang alumni Forum Anak. Tulisan yang dibuat berdasarkan pengalaman
dan pengamatan. Bahasan ini cukup menarik bagi saya, karena saya terlibat dan
merupakan bagian darinya.
Ada dua hal yang
akan didapat setelah menjadi alumni dari forum anak. Yang pertama adalah
kepercayaan diri, dan yang kedua adalah keberanian. Saya berani mengatakan itu
karena selama di forum anak memang kami dididik untuk menjadi seperti itu.
Saya mengenal
orang-orang hebat setelah masuk forum anak. Salah satu orang yang saya kenal
dekat adalah Ka Pian, dia pendiri Yayasan Rumpun Anak Pesisir (YRAP). Yayasan
yang bergerak untuk mendidik anak-anak di kampung nelayan Muara Angke.
Dari sekian banyak
alumni mungkin yang menjadi legenda adalah Gayatri Walisa dari Forum Anak
Maluku. Dialah gadis yang menguasai belasan bahasa asing dan mengharumkan nama
Indonesia di Forum Anak tingkat ASEAN. Karena keahliannya ini dia direkrut oleh
Badan Intelejen Negara (BIN), dan karna pilihannya itulah dia kehilangan
nyawanya saat pelatihan. Hal ini tentu sebuah kehilangan yang amat besar bagi
keluarga forum anak.
Itu sedikit gambaran
dari alumni forum anak.
Di sini saya
mempertanyakan "kemana arah alumni Forum Anak selepas dia tidak
dikategorikan lagi sebagai anak?"
Saya salah satu
alumni yang luntang-lantung karna bingung harus apa, dan hal ini pun pasti
banyak terjadi pada alumni lainnya. Saat ini saya hanya fokus di study saya, ya
walaupun saya sedikit beruntung karena ada aktifitas lain di www.kabarburuh.com dan Majalah Forum Anak
(MALFORA).
FCTC untuk Indonesia |
Belakangan saya
amati, beberapa alumni forum anak berkumpul dalam sebuah kelompok yang
bertujuan untuk menekan pemerintah untuk menandatangani FCTC. Mereka menamakan
kelompoknya dengan sebutan FCTC untuk Indonesia. untuk info lebih lanjut bisa cek website ini http://www.fctcuntukindonesia.org/
Saya paham bahwa
tingkat perokok anak di Indonesia memang semakin mengkhawatirkan, tapi saya
rasa forum anak tidak mendidik kita untuk menjadi kelompok penekan yang
memaksakan sebuah kebijaka yang "katanya" pro terhadap anak, tapi
kita dididik untuk menjadi pengabdi di masyarakat, untuk memperjuangkan hak-hak
anak. Toh kalaupun mau menekan sebuah kebijakan ya harus sebuah kebijakan yang
berdampak langsung kepada anak.
Saya tidak
menyalahkan gerakan FCTC untuk Indonesia, saya hanya menyayangkan bahwa inti
dari pendidikan di forum anak ternyata dalam implementasinya sedikit keluar
jalur. Bukannya memperjuangkan hak-hak anak, tapi justru mempermasalahkan
masalah lain yang sebenarnya bukan inti dari permasalahan anak di Indonesia.
Saya berani
mengatakan bahwa masalah perokok anak bukan inti permasalahan anak, karena saya
telah menimbang-nimbang mengenai hal ini. Posisi saya saat ini ada di antara
aktivis rokok dan anti rokok, oleh sebab itu saya selalu memposisikan diri saya
untuk tidak memihak salah satunya.
Permasalahan perokok
anak sebenarnya dapat diatasi dengan adanya controling yang kuat dari
masyarakat (bukan hanya keluarga). Dan masyarakat pun harus menjadi contoh yang
baik bagi anak. Para perokok harus paham posisinya ketika hendak merokok.
Apabila aktivis anti
rokok langsung meloncat jauh kedepan untuk mengatasi masalah perokok anak
dengan cara pemberlakuan FCTC, maka akan muncul masalah lain yaitu tentang
petani tembakau dan buruh pabrik rokok. Indonesia bukannya tidak mau atau tidak
bisa menandatangani FCTC, tapi untuk saat ini saya rasa Indonesia memang belum
siap untuk meratifikasi kebijakan internasional tersebut.
Merokok bukan sebuah
aktivitas yang ilegal, tapi hanya sebuah aktivitas yang tidak baik untuk
kesehatan. Bagaimanapun sampai saat ini merokok masih menjadi aktivitas legal
dan dilindungi undang-undang.
Oleh karena itu saya
sebagai alumni forum anak ingin rasanaya mengajak teman-teman untuk berjuang
lagi melindungi hakikatnya hak anak. Karena memperjuagkan hak anak dan
kebijakan pengontrolan tembakau itu ada di jalan yang berbeda, meskipun tetap
ada persimpangan antar keduannya.
sumber gambar: google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar