Senin, 05 Desember 2016

Kemana arah alumni forum anak?



logo forum anak nasional
Beberapa tulisan di awal blog saya ini menjelaskan bahwa saya pernah berada di organisasi Forum Anak Jakarta (FORAJA), untuk kurun waktu hampir 3 tahun. Setalah itu saya pensius a.k.a ketuaan (sudah lebih dari 18 tahun).  Sekarang saya hanya aktif menulis di Majalah Forum Anak yang dikelola olah Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, bersama beberapa teman dari forum anak di Jakarta dan sekitarnya.

Tulisan ini akan membahas tentang alumni Forum Anak. Tulisan yang dibuat berdasarkan pengalaman dan pengamatan. Bahasan ini cukup menarik bagi saya, karena saya terlibat dan merupakan bagian darinya.

Ada dua hal yang akan didapat setelah menjadi alumni dari forum anak. Yang pertama adalah kepercayaan diri, dan yang kedua adalah keberanian. Saya berani mengatakan itu karena selama di forum anak memang kami dididik untuk menjadi seperti itu.

Saya mengenal orang-orang hebat setelah masuk forum anak. Salah satu orang yang saya kenal dekat adalah Ka Pian, dia pendiri Yayasan Rumpun Anak Pesisir (YRAP). Yayasan yang bergerak untuk mendidik anak-anak di kampung nelayan Muara Angke.

Dari sekian banyak alumni mungkin yang menjadi legenda adalah Gayatri Walisa dari Forum Anak Maluku. Dialah gadis yang menguasai belasan bahasa asing dan mengharumkan nama Indonesia di Forum Anak tingkat ASEAN. Karena keahliannya ini dia direkrut oleh Badan Intelejen Negara (BIN), dan karna pilihannya itulah dia kehilangan nyawanya saat pelatihan. Hal ini tentu sebuah kehilangan yang amat besar bagi keluarga forum anak. 

Itu sedikit gambaran dari alumni forum anak.

Di sini saya mempertanyakan "kemana arah alumni Forum Anak selepas dia tidak dikategorikan lagi sebagai anak?"

Saya salah satu alumni yang luntang-lantung karna bingung harus apa, dan hal ini pun pasti banyak terjadi pada alumni lainnya. Saat ini saya hanya fokus di study saya, ya walaupun saya sedikit beruntung karena ada aktifitas lain di www.kabarburuh.com dan Majalah Forum Anak (MALFORA).

FCTC untuk Indonesia
Belakangan saya amati, beberapa alumni forum anak berkumpul dalam sebuah kelompok yang bertujuan untuk menekan pemerintah untuk menandatangani FCTC. Mereka menamakan kelompoknya dengan sebutan FCTC untuk Indonesia. untuk info lebih lanjut bisa cek website ini http://www.fctcuntukindonesia.org/

Saya paham bahwa tingkat perokok anak di Indonesia memang semakin mengkhawatirkan, tapi saya rasa forum anak tidak mendidik kita untuk menjadi kelompok penekan yang memaksakan sebuah kebijaka yang "katanya" pro terhadap anak, tapi kita dididik untuk menjadi pengabdi di masyarakat, untuk memperjuangkan hak-hak anak. Toh kalaupun mau menekan sebuah kebijakan ya harus sebuah kebijakan yang berdampak langsung kepada anak.

Saya tidak menyalahkan gerakan FCTC untuk Indonesia, saya hanya menyayangkan bahwa inti dari pendidikan di forum anak ternyata dalam implementasinya sedikit keluar jalur. Bukannya memperjuangkan hak-hak anak, tapi justru mempermasalahkan masalah lain yang sebenarnya bukan inti dari permasalahan anak di Indonesia.

Saya berani mengatakan bahwa masalah perokok anak bukan inti permasalahan anak, karena saya telah menimbang-nimbang mengenai hal ini. Posisi saya saat ini ada di antara aktivis rokok dan anti rokok, oleh sebab itu saya selalu memposisikan diri saya untuk tidak memihak salah satunya.

Permasalahan perokok anak sebenarnya dapat diatasi dengan adanya controling yang kuat dari masyarakat (bukan hanya keluarga). Dan masyarakat pun harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Para perokok harus paham posisinya ketika hendak merokok.

Apabila aktivis anti rokok langsung meloncat jauh kedepan untuk mengatasi masalah perokok anak dengan cara pemberlakuan FCTC, maka akan muncul masalah lain yaitu tentang petani tembakau dan buruh pabrik rokok. Indonesia bukannya tidak mau atau tidak bisa menandatangani FCTC, tapi untuk saat ini saya rasa Indonesia memang belum siap untuk meratifikasi kebijakan internasional tersebut.

Merokok bukan sebuah aktivitas yang ilegal, tapi hanya sebuah aktivitas yang tidak baik untuk kesehatan. Bagaimanapun sampai saat ini merokok masih menjadi aktivitas legal dan dilindungi undang-undang.

Oleh karena itu saya sebagai alumni forum anak ingin rasanaya mengajak teman-teman untuk berjuang lagi melindungi hakikatnya hak anak. Karena memperjuagkan hak anak dan kebijakan pengontrolan tembakau itu ada di jalan yang berbeda, meskipun tetap ada persimpangan antar keduannya.


sumber gambar: google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar