Minggu, 18 September 2016

Hujan Hari Minggu




Hari ini suara hujan tak seperti biasanya, tidak berbunyi rintik. Hujan hari ini terlalu deras pikirku. Di sebuah pasar terlihat sekumpulan anak-anak. Mereka tertawa rinang, tanpa sandal dan membawa payung yang amat lebar. Orang-orang menyebutnya ojek payung. Tidak mahal, hanya 3000 sekali antar dari pasar menuju stasiun.

"Hari ini kita dapat uang jajan lebih" ucap salah seorang anak.
"Ah sepertinya tidak untukku" jawab yg lainnya.
"Payungku berlubang, lubangnya besar. Mereka bilang payungku bukan payung. Mereka menyebutnya barang rongsok" lanjutnya.



Anak itupun berdiam di pinggiran JPO (jembatan penyebrangan orang) tempat orang-orang keluar dari stasiun. Ia memandangi temannya yg bolak-balik menjajakan payungnya. Dalam diamnya Ia bertanya-tanya "mengapa orang dewasa menghindari hujan?"
"Mengapa orang dewasa takut dengan hujan?"
"Apa karna basah?"
"Apa karna dingin?"
"Tapi aku suka hujan. Kupikir semua anak-anak suka hujan. Dan orang-orang dewasa itu pasti dulu pernah suka dengan hujan. Tapi mengapa sekarang tidak?" pikirannya terus menerka-nerka.

"Aku sering melihat orang dewasa memandangi hujan, termasuk Ibu dan Bapakku . Saat hujan mereka duduk dengan secangkir minuman hangat dan memandangi tiap rintiknya. Ah tapi apa nikmatnya seperti itu. Bukankah lebih menyenangkan bermain bersamanya. Bermandikan di bawah rintiknya. Tapi mengapa mereka hanya memandanginya?"

"Apakah menjadi dewasa harus seperti itu? Terlalu banyak kekhawatiran, terlalu banyak ketakutan. Mereka terlihat seperti lupa carannya bersenang-senang."

Hujan semakin deras, dan pikiran anak itu semakin tidak waras.
Sekian.


sumber gambar: google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar