Minggu, 11 September 2016

Anak Kota


Anak kota tak mampu beli sepatu
Anak kota tak punya tanah lapang
Sepak bola menjadi barang yang mahal
Bagi mereka yang punya uang
Sementara kita disini, di jalan ini

Ini sepenggal lirik lagu Iwan Fals yang berjudul Mereka Ada di Jalan.


Lagu ini menginggatkan saya dengan sebuah lapangan yang pernah saya lewati.

Saya pengguna kendaraan umum. Setiap saya bepergian saya sering  memperhatikan apapun yang saya lewati. Salah satu yang merenggut perhatian saya adalah sebuh lapangan di daerah Roxy. Lapangan itu dibuat mirip seperti lapangan bola. Ada gawang dan sedikit rumput di tanah yang lembap. Lapangan itu tepat di pinggir sungai, tanpa ada batas. Jika air sungai meninggi maka lapanggan akan terendam. Dan apabila tidak berhati-hati saat bermain, maka akan tercebur.

Ternyata lirik "anak kota tak punya tanah lapang" benar adanya. Saya pun merasakan hal itu. Saat ini sulit sekali mencari tanah lapang untuk bermain. Saya pernah melihat di televisi, ada sekelompok anak-anak yang bermain bola di pinggir rel bahkan di tempat pemakaman umum (TPU).  Bukan tempat yang layak tentunya untuk bermain.

Beberapa hari belakangan ini Jakarta sering diguyur hujan. Menyebabkan genangan di beberapa titik, bahkan banjir di kawasan elit. Saat itu saya pulang dari kampus, sekitar pukul 2 siang. Dari stasiun tanah abang menuju stasiun palmerah, tepat di tempat bekas penggusuran (pernah saya ceritakan dipostingan sebelumnya), ada hal yang tidak biasa. Ada sebuah genangan air yang tidak terlalu luas, sekitar 10 meter dan kedalamannya tidak lebih dari 50 cm. Beberapa anak bermain disana. Sebagian berpakaian lengkap, sebagiannya lagi hanya mengguakan celana dalam. Ada yang hanya bermain ciprat-cipratan, ada pula yang bergaya seperti sedang berenang di kolam sungguhan.

Saya senang melihat canda tawa mereka. Mereka terlihat sangat bahagia walupun tempat itu bukan tempat yang pantas untuk bermain. Mereka tidak jijik dengan air yang kotor. Mereka tidak takut dilihat oleh banyak orang. Mereka bersenang-senang sewajarnya anak seusia mereka. Sayangnya saya tidak sempat memfoto moment itu karena saya di dalam kereta. Pemandangan seperti itu yang terkadang menghilangkan lelah saya. Lelah karena rutinitas dan lelah karena jalanan Ibu Kota kita. 

Mungkin mereka selalu berandai-andai, bisa bermain bola di tanah yang luas dengan rumput yang hijau. Berandai-andai, bisa berenang di kolam yang airnya biru. Dan saya juga selalu bertanya-tanya, "bisakan anak-cucu saya merasakan itu kelak?"
Sekian.

sumber foto: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar