Ibu kota egois
Memupuk harapan pada
garis-garis ekonomis
Lalu larut pada
jurang politis
Publik disuguhi
germerlap lampu
Warna-warni silau
kelabu
Menutup derita dari
si piatu
Ini kota metropolis
Gedung-gedung
berdiri berbaris-baris
Menghiraukan langit
yang menebar gerimis
Dan bau amis para
pengemis
Kotamu sungguh megah
Meski ratusan tahun
dijajah
meski ratusan tahun menebar darah
Kini Ibu Kota gaduh
Meributkan reklamasi
Meributkan sumber
waras
Semua beresaksi
Semua was-was
Tidak ada komentar:
Posting Komentar