Kamis, 03 November 2016

Warung Tenda Pecel Lele


Sudah beberapa hari ibu saya pulang ke Pemalang untuk mempersiapkan pernikahan adiknya. Alhasil saya dan Bapak saya harus membeli atau makan di luar, karena tidak ada yang memasak di rumah.

Waktu  menunjukkan pukul 22.00, saya sedang membaca buku untuk refrensi mengerjakan tugas Metode Penelitian Sosial (MPS). Bapak saya baru pulang kerja. Biasanya dia membawa makanan karena saya malas keluar rumah untuk membeli makan, tapi hari ini dia tidak bawa apa-apa. Dia mengajak saya makan di luar saja.

Kami makan di warung tenda pecel lele dekat SMPN 127, tepatnya di sebrang Apartemen Casa Goya. Letak warung itu di trotoar jalan. Ukurannya tidak terlalu besar, ya standar ukuran warung tenda kebanyakan.

Pemilik warung tenda pecel lele ini adalah sepasang suami istri. Mereka cukup ramah pada kami. Saya selalu suka makan di tempat-tempat seperti ini karena saya bisa lebih leluasa bercengrama dengan penjualnya. Atau setidaknya saya tidak harus melihat seseorang yang menggaji dan digaji.

Selang waktu 5 menit saya berada di tempat itu, datanglah seorang anak laki-laki. Mungkin usianya sekitar 8-10 tahun. Dia memakai celana panjang berwarna coklat bata dengan kaos putih bergambar Popeye. Dia membawa plastik yang bergambarkan logo alfa midi. Sepertinya dia habis membeli sesuatu di sana.

Dia mengeluarkan ice cream dari dalam plastik tersebut. Rupanya sebuah Ice cream cup Paddle Pop rasa coklat. Dia duduk di sebuah kursi sambil memakan ice cream itu dengan asik.

Setelah ibu pemilik warung tenda selesai memasak pesanan saya dan Bapak saya, dia menghampiri anak tersebut. Ternyata dia anak dari pemilik warung tenda pecel lele ini.

Sembari mengusap-usap kepala anaknya, ibu itu berceloteh kepada kami.
"anak saya tadi bilang, orang-orang Surabaya pada dateng ke Jakarta untuk demo besok. Terus saya jawab, yang semoga saja besok mereka mampir kesini (membeli makanan di warung tenda ini)"

Saya tidak tahu anak itu tahu dari mana orang-orang Surabaya datang ke Jakarta untuk ikut demo. Mungkin dari obrolan teman-teman di sekolahnya, atau entah lah.

Besok menjadi hari yang dikhawatirkan banyak orang. Demo tentang Ahok yang katanya menghina Islam, lewat perkataannya mengenai surat Al Maidah:51. Ribuan orang berapi-api menanggapi perkara itu, padahal banyak dari mereka yang sebenarnya tidak mengetahui jelas duduk perkara yang sebenarnya terjadi.

Sudjiwo Tejo pernah menulis di twitter, kalau tidak salah seperti ini kata-katanya, "tidak perlu membakar kitab Tuhan untuk menghina Tuhan, khawatir besok tidak bisa makan saja itu sudah menghina Tuhan".

Besok sekelompok orang akan menghujat atas nama Islam. Besok pula sekelompok orang akan tetap bekerja untuk mencari makan.

Mungkin banyak dari kita yang tidak mengerti maksud Al Maidah:51, mangkanya lebih memilih mencari makan daripada demonstrasi. Atau mereka terlalu sadar bahwa makanan tidak turun langsung dari langit. Mungkin juga mereka sadar bahwa diadilinya Ahok toh juga tidak membuat perut umat islam semuanya kenyang.
Sekian. 

sumber gambar: google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar