Sabtu, 05 Maret 2016

Musim RPTRA, menjamur pedofilia?


Saya cukup tau banyak pengenai proyek Pemprov DKI yang satu ini, sebab proyek ini merupakan usulan dari organisasi saya yaitu Forum Anak Jakarta (FORAJA) yang dinaungi oleh BPMPKB DKI Jakarta. Dua tahun yang lalu pada tahun 2014 FORAJA diundang untuk mengikuti musrembang (musyawarah rencana pembangunan) tingkat provinsi, 5 orang teman saya mewakili. Kami mengusulkan agar dibangun taman yang ramah bagi anak, alasan mengapa kami meminta dibangunkan taman untuk anak adalah karena di Jakarta minim sekali tempat bermain yang aman bagi anak. Dan tidak disangka usulain ini ternyata direspon baik oleh pemprov DKI Jakarta. Beberapa bulan kemudian kami mendapat kabar bahwa akan dibangun RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) di lima kota dan satu kabupaten. Kabar yang sangat menyenagkan bagi kami, terlebih saya dan teman-teman dari Forum Anak tingkat Kota Jakarta Barat sempat disuruh mendesain taman dan fasilitas yang ada di RPTRA Gajah Tunggal yang lokasinya berada di Jakarta Barat yaa walaupun akhirnya desain kami tidak digunakan karena sudah ada konsep RPTRA dari kontraktor.

Belum lama ini saya mendapat kabar ternyata proyek RPTRA ini benar-benar dikembangkan oleh pemprov sebab yang awalnya hanya 6 RPTRA sekarang ditargetkan menjadi 150 RPTRA, jumlah yang cukup banyak tentunya.

Namun jumlah RPTRA yang banyak ini justru membawa kekhawatiran tersendiri bagi saya. Pada bulan Ramadhan tahun lalu kami Forum Anak Jakarta Barat bersama pemuda wilayah Kembangan membuat acara di RPTRA Gajah Tunggal, selama kurang lebih dua minggu saya bolak-balik ke RPTRA itu lalu ada suatu hal yang menarik perhatian saya yaitu soal keamanan RPTRA terutama keamanan bagi anak.

Saat itu saya ingin buang air kecil tapi ternyata toiletnya terkunci, hal ini membuat saya kesal "kan ini fasilitas umum, kenapa ketika dibutuhkan masyarakat justru tidak dapat digunakan" itu keluh saya. Beberapa hari kemudian saya mendapat kabar katanya ada pedofilia di RPTRA itu mangkanya toilet di RPTRA dikunci. Sontak hal ini mengagetkan saya, saya tidak dapat memastikan hal itu benar atau tidak. Tetapi terlepas kejadian itu, memang benar bahwa tempat umum seperti taman memang rawan akan kejahatan terutama dari para pedofilia.

Saya sempat menanyakan kepada penjaga RPTRA Gajah Tunggal bagaimana pengamanan yang diterapkan di RPTRA ini, ternyata RPTRA setiap hari ada yang menjaga lalu pada pukul 5 sore pagar RPTRA ditutup dan dikunci jadi hal itu dapat meminimalisasi penyalahgunaan RPTRA. Lalu saya bertanya lagi "penjaga disini digaji atau suka rela?" dan beliau menjawab "digaji". Hal ini sedikit melegakan bagi saya karena kekhawatiran saya mengenai keamanan RPTRA dapat berkurang sedikit, dan ternyata keseriusan pemprov dalam menjaga keamanan di RPTRA cukup baik.

Sekarang rencananya akan dibangun 150 RPTRA tentu saja hal ini harus diperhatikan pemerintah dan masyarakat dengan sungguh-sungguh terutama mengenai segi keamanannya. Tidak dipungkiri bahwa tempat umum seperti ini tentu rawan sekali kejahatan apalagi RPTRA kan awalnya diniatkan sebagai tempat bermain yang ramah bagi anak sasarannya adalah anak-anak, jangan sampai pemerintah hanya membangun fasilitas namun nihil dalam perawatan dan pengamannanya. Oke dalam target awal 6 RPTRA memiliki pengamanan yang cukup baik, tapi apakan 144 RPTRA berikutnya memiliki tingkat pengamanan yang sama atau bahkan lebih?  Saya khawatir dibangunnya banyak RPTRA ini justru membawa angin segar bagi para pedofilia untuk mencari mangsa. Jangan sampai 150 RPTRA di DKI Jakarta ini justru meningkatkan angka kekerasan seksual terhadap anak di tempat umum.

Himbauan kepada para orang tua dan masyarakat untuk tolong mengawasi, menjaga dan mengasihi anak-anak kapanpun dan dimanapun mereka berada, karena dimana pun tempatnya dan bagaimanapun pengamanannya niat jahat itu selalu ada. Tidak ada tempat yang aman bagi anak termasuk rumahnya sendiri, bahkan kejahatan tidak hanya datang dari lingkungan luar tapi bisa juga dari lingkungan terdekatnya yaitu keluarga.

Sebenarnya ada beberapa permasalahan lagi mengenai RPTRA baik dari beberapa sponsornya yang ternyata perusahaan rokok, ataupun soal penggusuran Kalijodo yang ternyata akan dibuat RPTRA. Mungkin bahasan tentang itu ada di postingan saya berikutnya. Sekian, terima kasih. 

Bagi yang ingin mengetahui seperti apa itu RPTRA, kalian dapat melihat video ini  https://www.youtube.com/watch?v=GMpen20p6G8

2 komentar:

  1. Dijepolin yang gede buat forajanya.
    Dijempolin yang kecil buat mandanya.
    Mantap terus tetesin liur idenya, terus produktif dan berkarya nda!!!

    BalasHapus