Sabtu, 12 Maret 2016

Menuntut Ilmu VS Mencari Ilmu


Belakangan ini saya sering melihat postingan teman-teman saya yang mulai nggak sreg entah itu dengan sistem kampusnya atau dengan kegiatan kampusnya pokoknya masalah seputar kampusnya lah. Padahal mereka-mereka itu berasal dari kampus yang tersohor di Indonesia, PTN incaran semua siswa, PTN dengan almamater kebanggaan turun-temurunnya. Menjadi mahasiswa di PTN favorit tentu menjadi kebanggan, mutu pendidikan pasti terjamin dan lulusannya pun pasti lebih diperhitungkan di dunia kerja. Lalu yang dikeluhkan teman-teman saya itu apa ya? Hmm..... Saya nggak mau sotoy ah tentang masalah-masalah yang ada di kampus mereka itu, sebab saya ndak merasakan langsung jadi bagaimana saya bisa berkomentar. Saya mau membahas masalah tujuan menjadi mahasiswa saja yaitu urusan mengenai ilmu pengetahuan.

Sesuai dengan judul tulisan saya kali ini "Menuntut Ilmu VS Mencari Ilmu" sebenarnya saya nggak suka bahasa "menuntut ilmu" kedengarannya seperti memaksa, saya lebih suka menggunakan kata "mencari ilmu", kenapa? Ini pandangan saya pribadi tentang menuntut ilmu/mencari ilmu.

Dari buku mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar Bab Perkembangan Alam Pikir Manusia, ada dua kalimat yang ingin saya kutip, begini bunyinya:

"ilmu pengetahuan itu bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia"

"Tiap individu atau kelompok individu mempunyai kelebihan yakni kemampuan berpikir atau dengan perkataan lain curiousity-nya tidak idle, tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Ia akan bertanya terus setelah tahu tentang apa-nya, mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu"

Lalu korelasi kalimat itu dengan ketidaksukaan saya menggunakan kata "menuntut ilmu" itu apa? jadi begini, berdasarkan KBBI arti kata dari 'menuntut' adalah 1. meminta dengan keras; 2. menagih; 3. menggugat; 4. berusaha keras untuk mendapatkan; 5. berusaha atau berdaya upaya mencapai suatu tujuan; 6. berusaha supaya mendapatkan pengetahuan; 7. menuju. Sedangkan kata 'mencari' memiliki arti  1. berusaha mendapatkan (menemukan, memeperoleh); 2. berusaha mendapat nafkah; 3. Mk memilih.

Dari arti kata 'menuntut' yang cocok disandingkan dengan kata 'ilmu' adalah arti ke 4, 5 dan 6. Dari sudut pandang saya jika menggunakan kata 'menuntut' maka ilmu pengetahuan itu terlihat sebagai suatu tujuan yang ingin diraih, dicapai, dipahami, dimengeti. Namum ilmu pengetahuan yang ingin diraih, dicapai, dipahami dan dimengerti dari kata 'menuntut' itu yang saya lihat adalah ilmu yang sudah dipikirkan oleh ilmuan-ilmuan terdahulu. Jadi "menuntut ilmu" menurut saya adalah sebuh konsep yang memiliki tujuan untuk memahami pemikiran-pemikiran dari seorang ilmuan terdahulunya.

Dari pemaknaan ini saya tidak menemukan celah dimana mahasiswa dapat menuangkan rasa ingin tahu  mereka, pendidikan seolah mendikte mahasiswa dengan sebuah pemikiran yang turun-temurun sehingga rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia seolah-olah dibunuh secara perlahan dengan menanamkan bahwa ilmu pengetahuan yang ada sekarang adalah llmu yang kebenarannya absolut. Tidak heran jika kualitas pemikiran manusia khususnya mahasiswa menjadi minim sekali inovasi.

"berung-burung bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan didorong rasa ingin tahu mereka apakah ada tempat yang aman untuk membuat sarang. Setelah melakukan eksplorasi tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung itu. Burung juga memiliki pengetahuan tentang cara membuat sarang di atas pohon. Namum pengetahuan itu ternyata tidak berubah dari zaman ke zaman. Cara membuat sarang dan bentuk sarang burung tetap begitu tanpa ada perubahan. Hal itu oleh Asimov disebut sebagai Idle curiousity atau di buku lain disebut Instinct. Insting itu berpusat pada satu hal saja yakni untuk mempertahankan kelangsungan hidup"

Jika manusia (mahasiswa) hanya mempelajari ilmu yang terun-temurun itu tanpa mempertanyakan apa, mengapa dan bagaimana, saya patut menanyakan "jadi selama ini yang kita pakai dalam pendidikan itu akal pikiran sebagai manusia atau hanya insting untuk bertahan hidup semata?".  Saya banyak mendengar orang-orang yang bilang kalau kuliah hanya untuk mencari ijazah agar bisa bekerja, kalau pikiran manusia sedangkal itu apa bedanya dengan insting seekor hewan yang hanya memikirkan untuk bertahan hidup? Manusia juga memiliki insting sama halnya dengan hewan, namun apabila manusia hanya mengandalkan instingnya untuk bertahan hidup bukankah derajat manusia akan sama dengan hewan? Lalu dimana letak derajat manusia yang "katanya" lebih tinggi dari makhluk lain itu?

Berbeda dengan 'mencari ilmu' yang memiliki arti berusaha mendapatkan (menemukan,memperoleh), saya menemukan makna ciri khas manusia yang memiliki rasa ingin tahu dan mampu mengembangkannya dengan akal pikiran bukan sekedar insting. Karena dalam proses mendapatkan, menemukan, memperoleh ilmu dibutuhkan alak pikiran untuk memprosesnya dan ilmu yang didapat bukan sekedar dalih untuk bertahan hidup semata. Arti kata 'menemukan' merupakan arti kata yang paling penting bagi saya sebab  dengan adanya penemuan-penemuan dalam sebuah ilmu pengetahuan maka akal dari seorang manusia akan berkembang terus sepanjang zaman dan tidak selalu bergantung degan teori-teori terdahulunya sebab tidak ada jaminan bahwa teori yang ditemukan lebih dulu adalah teori yang paling benar.

Hal yang ingin saya garis bawahi adalah bagaimana kita sebagai manusia khususnya mahasiswa sudah sewajarnya mempertanyakan apapun yang diajarkan kepada kita, jangan diterima dan ditelan mentah-mentah.Lha tapi sekarang ini yang saya dapati ketika ada seorang yang bertanya secara mendalam malah mendapat sindiran dari kelompok lain dan mendapatkan julukan macem-macem, kalo dibilang SDM Indonesia kualitasnya rendah ya wajar wong iklim bodoh itu kita yang buat.

Jika yang saya lihat manusia di negri ini memaknai hidupnya hanya untuk bertahan hidup maka apalah arti kampus-kampus yang dulu katanya gudang ilmu itu, yang kenyataannya sekarang tidak lebih dari sebuah industri pencetak tenaga kerja.
Sekian.


Refrensi:
Darmodjo, Hendro dan Yeni Kaligis. 2001. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka
Kamus Besar Bahasa Indonesia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar