Rabu, 24 Agustus 2016

Workshop Media untuk Buruh



Alfa Kabar Buruh dan Agus Bobo KASBI
Jumat minggu lalu saya dan tim Kabar Buruh mengikuti Workshop di Parung, Bogor. Workshop ini kerjasama antara KASBI dan Kabar Buruh. KASBI adalah akronim (kependekan) dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia. Saya masih sangat awam dengan dunia perburuhan. Saya masih meraba-raba buruh itu seperti apa.

Tiba di lokasi sekitar pukul 5 sore. Udara sejuk diiringi sedikit gerimis. Kami menginap di sebuah wisma. Wisma tua yang kurang terawat. Tempatnya kurang bersih dan berantakan. Debu dan sampah dimana-mana. Membuat saya malas mandi. Tapi tak apalah, tujuan saya kesini kan bukan untuk liburan.

Kami disambut rekan-rekan buruh dari berbagai daerah. Mereka sangat ramah. Saya bingung harus memanggil mereka apa. Mas, Bang atau Pak? Sebagian dari mereka masih muda. Sebagian lagi saya rasa seusia Bapak saya.

Saya sekamar dengan Anggi, teman di kabar buruh. Ternyata di dalam kamar sudah ada 3 perempuan. Mereka dari KASBI, 2 orang KASBI Karawang, 1 orang KASBI Bekasi. Kami berkenalan dan mengobrol, meski tidak banyak. Inti dari obrolan kami yaitu mereka meminta untuk lebih banyak mengangkat berita tentang buruh perempuan. Saya dan Anggi memang sudah berniat untuk mengangkat masalah tersebut. Tapi apa daya ilmu kami sepertinya belum cukup untuk itu. Bahasan tentang buruh perempuan memang menarik namun rumit.

Akhir dari obrolan kami adalah kita saling berbagi akun facebook. Saya meng-add akun Mbak Tri Buana Tungga Dewi. Nama yang indah menurut saya. Mengingatkan akan salah seorang Raja perempuan pertama Kerajaan Majapahit. Mengingatkan saya juga dengan cucu Pak SBY. Saya menstalking aku itu, postingannya bagus. Dia sangat aktif di organisasinya. Postingannya jauh lebih bermutu daripada akun galau yang suka bertebaran di timeline line saya.

Tim Kabar Buruh
Setelah makan malam, kami (tim kabar buruh) duduk-duduk di warung pinggir jalah. Tidak jauh dari wisma, 5 menit jalan kaki. Kami makan pop mie ditemani suasana bogor yang teduh. Kami mengobrol, bercanda, ledek-ledekan, semuanya bikin senang.

Keesokan harinya kami mulai materi workshop. Sesi pertama, materi tentang sejarah media di Indonesia dilanjutkan dengan materi  peta media Indonesia. Pemateri, Wisnu dari Remotivi.  Remotivi adalah sebuah lembaga studi dan pemantauan media. Saya sangat tertarik dengan materi peta media di Indonesia. Saya baru tahu, sebagian besar media di Indonesia hanya dikuasai oleh 13 pihak. Saya yakin pembaca tulisan saya ini juga banyak yang baru tahu. Ini penelitian Merlyna Lim, Arizona State University.

Selanjutnya materi menulis. Semua disuruh membuat tulisan tentang rutinitasnya. Dipilih 5 tulisan yang menarik untuk dikoreksi. "Tua di jalan" menjadi tulisan favorit saya. Saya lupa siapa yang menulis. Isinya seperti membaca cerpen. Gaya bahasanya juga asik. Ini contohnya,

"Dan betul saja, sesegera mungkin setelah mandi dan bersiap lalu berangkat kerja, begitu keluar dari gang rumah, lhadhala!!! Ini tidak macet, tapi parkir, bro...."

Ada juga tulisan dari Mas Ilham Jimbo. Tulisannya tidak kalah menarik. Ia menyelipkan spenggal lirik lagu berbahasa inggris. Sepertinya dia pecinta musik sejati. Saat melihat akun facebooknya, saya langsung jatuh hati. Saya sangat suka tulisan-tulisan di akun itu. Bahasanya jujur, tegas, indah bahkan kadang nyeleneh. Tapi justru yang nyeleneh itu yang saya suka.

Saat makan malam saya mengobrol dengan rekan dari Kasbi. Seperti yang saya duga. Mereka kaget dengan umur saya. Mungkin umur saya tidak beda jauh dengan anak mereka. Saya tidak ingat siapa nama orang yang mengobrol dengan saya. Saya susah mengingat nama. Tapi keramahan mereka sangat berkesan untuk saya.

Hari terakhir, materi terakir, materi media untuk buruh. Semua sangat antusias. Social media memang punya daya tarinya sendiri. Dan ini mereka gunakan untuk menyuarakan suara mereka, suara buruh.

3 hari 2 malah yang cukup melelahkan. Banyak pelajaran. Banyak pengalaman. Membuka jendela baru. Membuka jalan baru.
Sekian.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar