Alfa Kabar Buruh dan Agus Bobo KASBI |
Jumat minggu lalu
saya dan tim Kabar Buruh mengikuti Workshop di Parung, Bogor. Workshop ini
kerjasama antara KASBI dan Kabar Buruh. KASBI adalah akronim (kependekan) dari
Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia. Saya masih sangat awam dengan dunia
perburuhan. Saya masih meraba-raba buruh itu seperti apa.
Tiba di lokasi
sekitar pukul 5 sore. Udara sejuk diiringi sedikit gerimis. Kami menginap di
sebuah wisma. Wisma tua yang kurang terawat. Tempatnya kurang bersih dan
berantakan. Debu dan sampah dimana-mana. Membuat saya malas mandi. Tapi tak
apalah, tujuan saya kesini kan bukan untuk liburan.
Kami disambut
rekan-rekan buruh dari berbagai daerah. Mereka sangat ramah. Saya bingung harus
memanggil mereka apa. Mas, Bang atau Pak? Sebagian dari mereka masih muda.
Sebagian lagi saya rasa seusia Bapak saya.
Saya sekamar dengan
Anggi, teman di kabar buruh. Ternyata di dalam kamar sudah ada 3 perempuan.
Mereka dari KASBI, 2 orang KASBI Karawang, 1 orang KASBI Bekasi. Kami
berkenalan dan mengobrol, meski tidak banyak. Inti dari obrolan kami yaitu
mereka meminta untuk lebih banyak mengangkat berita tentang buruh perempuan.
Saya dan Anggi memang sudah berniat untuk mengangkat masalah tersebut. Tapi apa
daya ilmu kami sepertinya belum cukup untuk itu. Bahasan tentang buruh
perempuan memang menarik namun rumit.
Akhir dari obrolan
kami adalah kita saling berbagi akun facebook. Saya meng-add akun Mbak Tri
Buana Tungga Dewi. Nama yang indah menurut saya. Mengingatkan akan salah
seorang Raja perempuan pertama Kerajaan Majapahit. Mengingatkan saya juga
dengan cucu Pak SBY. Saya menstalking aku
itu, postingannya bagus. Dia sangat aktif di organisasinya. Postingannya jauh
lebih bermutu daripada akun galau yang suka bertebaran di timeline line saya.
Tim Kabar Buruh |
Setelah makan malam,
kami (tim kabar buruh) duduk-duduk di warung pinggir jalah. Tidak jauh dari
wisma, 5 menit jalan kaki. Kami makan pop mie ditemani suasana bogor yang
teduh. Kami mengobrol, bercanda, ledek-ledekan, semuanya bikin senang.
Keesokan harinya
kami mulai materi workshop. Sesi pertama, materi tentang sejarah media di Indonesia dilanjutkan dengan
materi peta
media Indonesia. Pemateri, Wisnu dari Remotivi. Remotivi adalah sebuah lembaga studi dan
pemantauan media. Saya sangat tertarik dengan materi peta media di Indonesia.
Saya baru tahu, sebagian besar media di Indonesia hanya dikuasai oleh 13 pihak.
Saya yakin pembaca tulisan saya ini juga banyak yang baru tahu. Ini penelitian
Merlyna Lim, Arizona State University.
Selanjutnya materi
menulis. Semua disuruh membuat tulisan tentang rutinitasnya. Dipilih 5 tulisan
yang menarik untuk dikoreksi. "Tua di jalan" menjadi tulisan favorit
saya. Saya lupa siapa yang menulis. Isinya seperti membaca cerpen. Gaya bahasanya
juga asik. Ini contohnya,
"Dan
betul saja, sesegera mungkin setelah mandi dan bersiap lalu berangkat kerja,
begitu keluar dari gang rumah, lhadhala!!! Ini tidak macet, tapi parkir,
bro...."
Ada juga tulisan
dari Mas Ilham Jimbo. Tulisannya tidak kalah menarik. Ia menyelipkan spenggal
lirik lagu berbahasa inggris. Sepertinya dia pecinta musik sejati. Saat melihat
akun facebooknya, saya langsung jatuh hati. Saya sangat suka tulisan-tulisan di
akun itu. Bahasanya jujur, tegas, indah bahkan kadang nyeleneh. Tapi justru
yang nyeleneh itu yang saya suka.
Saat makan malam
saya mengobrol dengan rekan dari Kasbi. Seperti yang saya duga. Mereka kaget
dengan umur saya. Mungkin umur saya tidak beda jauh dengan anak mereka. Saya
tidak ingat siapa nama orang yang mengobrol dengan saya. Saya susah mengingat
nama. Tapi keramahan mereka sangat berkesan untuk saya.
Hari terakhir,
materi terakir, materi media untuk buruh. Semua sangat antusias. Social media
memang punya daya tarinya sendiri. Dan ini mereka gunakan untuk menyuarakan
suara mereka, suara buruh.
3 hari 2 malah yang
cukup melelahkan. Banyak pelajaran. Banyak pengalaman. Membuka jendela baru.
Membuka jalan baru.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar