Belakangan ini saya
sering melihat postingan teman-teman saya yang mulai nggak sreg entah itu dengan sistem kampusnya atau
dengan kegiatan kampusnya pokoknya masalah seputar kampusnya lah. Padahal
mereka-mereka itu berasal dari kampus yang tersohor di Indonesia, PTN incaran
semua siswa, PTN dengan almamater kebanggaan turun-temurunnya. Menjadi
mahasiswa di PTN favorit tentu menjadi kebanggan, mutu pendidikan pasti
terjamin dan lulusannya pun pasti lebih diperhitungkan di dunia kerja. Lalu
yang dikeluhkan teman-teman saya itu apa ya? Hmm..... Saya nggak mau sotoy ah
tentang masalah-masalah yang ada di kampus mereka itu, sebab saya ndak
merasakan langsung jadi bagaimana saya bisa berkomentar. Saya mau membahas
masalah tujuan menjadi mahasiswa saja yaitu urusan mengenai ilmu pengetahuan.
Sesuai dengan judul
tulisan saya kali ini "Menuntut Ilmu VS Mencari Ilmu" sebenarnya saya
nggak suka bahasa "menuntut ilmu" kedengarannya seperti memaksa, saya
lebih suka menggunakan kata "mencari ilmu", kenapa? Ini pandangan
saya pribadi tentang menuntut ilmu/mencari ilmu.
Dari buku mata
kuliah Ilmu Kealaman Dasar Bab Perkembangan Alam Pikir Manusia, ada dua kalimat
yang ingin saya kutip, begini bunyinya:
"ilmu
pengetahuan itu bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas
manusia"
"Tiap
individu atau kelompok individu mempunyai kelebihan yakni kemampuan berpikir
atau dengan perkataan lain curiousity-nya
tidak idle, tidak tetap seperti itu
sepanjang zaman. Ia akan bertanya terus setelah tahu tentang apa-nya, mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa
begitu"
Lalu korelasi
kalimat itu dengan ketidaksukaan saya menggunakan kata "menuntut
ilmu" itu apa? jadi begini, berdasarkan KBBI arti kata dari 'menuntut'
adalah 1. meminta dengan keras; 2. menagih; 3. menggugat; 4. berusaha keras
untuk mendapatkan; 5. berusaha atau berdaya upaya mencapai suatu tujuan; 6.
berusaha supaya mendapatkan pengetahuan; 7. menuju. Sedangkan kata 'mencari'
memiliki arti 1. berusaha mendapatkan
(menemukan, memeperoleh); 2. berusaha mendapat nafkah; 3. Mk memilih.
Dari arti kata
'menuntut' yang cocok disandingkan dengan kata 'ilmu' adalah arti ke 4, 5 dan
6. Dari sudut pandang saya jika menggunakan kata 'menuntut' maka ilmu
pengetahuan itu terlihat sebagai suatu tujuan yang ingin diraih, dicapai,
dipahami, dimengeti. Namum ilmu pengetahuan yang ingin diraih, dicapai,
dipahami dan dimengerti dari kata 'menuntut' itu yang saya lihat adalah ilmu
yang sudah dipikirkan oleh ilmuan-ilmuan terdahulu. Jadi "menuntut
ilmu" menurut saya adalah sebuh konsep yang memiliki tujuan untuk memahami
pemikiran-pemikiran dari seorang ilmuan terdahulunya.
Dari pemaknaan ini
saya tidak menemukan celah dimana mahasiswa dapat menuangkan rasa ingin
tahu mereka, pendidikan seolah mendikte
mahasiswa dengan sebuah pemikiran yang turun-temurun sehingga rasa ingin tahu
yang merupakan ciri khas manusia seolah-olah dibunuh secara perlahan dengan
menanamkan bahwa ilmu pengetahuan yang ada sekarang adalah llmu yang
kebenarannya absolut. Tidak heran jika kualitas pemikiran manusia khususnya
mahasiswa menjadi minim sekali inovasi.
"berung-burung
bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan didorong rasa ingin tahu mereka
apakah ada tempat yang aman untuk membuat sarang. Setelah melakukan eksplorasi
tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan
dari burung itu. Burung juga memiliki pengetahuan
tentang cara membuat sarang di atas pohon. Namum pengetahuan itu ternyata tidak
berubah dari zaman ke zaman. Cara membuat sarang dan bentuk sarang burung tetap
begitu tanpa ada perubahan. Hal itu oleh Asimov disebut sebagai Idle curiousity atau di buku lain disebut Instinct. Insting itu berpusat pada satu hal
saja yakni untuk mempertahankan kelangsungan hidup"
Jika manusia
(mahasiswa) hanya mempelajari ilmu yang terun-temurun itu tanpa mempertanyakan
apa, mengapa dan bagaimana, saya patut menanyakan "jadi selama ini yang
kita pakai dalam pendidikan itu akal pikiran sebagai manusia atau hanya insting
untuk bertahan hidup semata?". Saya
banyak mendengar orang-orang yang bilang kalau kuliah hanya untuk mencari
ijazah agar bisa bekerja, kalau pikiran manusia sedangkal itu apa bedanya
dengan insting seekor hewan yang hanya memikirkan untuk bertahan hidup? Manusia
juga memiliki insting sama halnya dengan hewan, namun apabila manusia hanya
mengandalkan instingnya untuk bertahan hidup bukankah derajat manusia akan sama
dengan hewan? Lalu dimana letak derajat manusia yang "katanya" lebih
tinggi dari makhluk lain itu?
Berbeda dengan
'mencari ilmu' yang memiliki arti berusaha mendapatkan (menemukan,memperoleh),
saya menemukan makna ciri khas manusia yang memiliki rasa ingin tahu dan mampu
mengembangkannya dengan akal pikiran bukan sekedar insting. Karena dalam proses
mendapatkan, menemukan, memperoleh ilmu dibutuhkan alak pikiran untuk
memprosesnya dan ilmu yang didapat bukan sekedar dalih untuk bertahan hidup
semata. Arti kata 'menemukan' merupakan arti kata yang paling penting bagi saya
sebab dengan adanya penemuan-penemuan
dalam sebuah ilmu pengetahuan maka akal dari seorang manusia akan berkembang
terus sepanjang zaman dan tidak selalu bergantung degan teori-teori
terdahulunya sebab tidak ada jaminan bahwa teori yang ditemukan lebih dulu
adalah teori yang paling benar.
Hal yang ingin saya
garis bawahi adalah bagaimana kita sebagai manusia khususnya mahasiswa sudah
sewajarnya mempertanyakan apapun yang diajarkan kepada kita, jangan diterima
dan ditelan mentah-mentah.Lha tapi sekarang ini yang saya dapati ketika ada
seorang yang bertanya secara mendalam malah mendapat sindiran dari kelompok
lain dan mendapatkan julukan macem-macem, kalo dibilang SDM Indonesia
kualitasnya rendah ya wajar wong iklim bodoh itu kita yang buat.
Jika yang saya lihat
manusia di negri ini memaknai hidupnya hanya untuk bertahan hidup maka apalah
arti kampus-kampus yang dulu katanya gudang ilmu itu, yang kenyataannya
sekarang tidak lebih dari sebuah industri pencetak tenaga kerja.
Sekian.
Refrensi:
Darmodjo, Hendro dan
Yeni Kaligis. 2001. Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta: Universitas Terbuka
Kamus Besar Bahasa
Indonesia